Kapal Layar Tradisional Madura akan Ikuti International Maritime Challenge
Kapanlagi.com - Kapal layar tradisional Madura Golean siap mengikuti lomba layar International Maritime Challenge di Genoa, Italia pada Juli 2006, karena proses pembuatan kapal layar yang menghabiskan dana Rp20 juta itu sudah selesai.
Kesiapan kapal yang selesai dibuat dalam 40 hari itu disaksikan Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Perkapala (FTK) ITS Ir Eko Budi Jatmiko MSc PhD di desa Klampis Barat, kecamatan Klampis, kabupaten Bangkalan, Madura, Minggu.
Disaksikan Brian McClellan selaku wakil penyandang dana dari Atlantic Challenge Foundation dan dosen pendamping mahasiswa untuk Maritime Challenge Ir IK Aria Pria Utama MSc PhD MRINA itu, PD III FTK menandai kesiapan kapal itu dengan siraman bunga.
Setelah itu, delapan dari 17 mahasiswa FTK ITS yang menjadi anggota tim ITS Maritime Challenge (ITS MC) membenahi peralatan kapal layar itu untuk selanjutnya dibawa ke pantai Kenjeran Surabaya dengan memakan waktu pelayaran sekitar enam jam.
"Golean semula diharapkan selesai pada 2004 saat event International Maritime Challenge di Toulon, Prancis, tapi tidak memungkinkan sehingga digantikan kapal Merdeka dan Golean dirancang untuk event serupa di Italia pada 2006," kata koordinator ITS MC, Aditya Mahardika.
Oleh karena itu, kata mahasiswa semester lima jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS Surabaya itu, dengan selesainya Golean, maka setibanya di Surabaya akan langsung dipakai latihan untuk persiapan lomba layar dunia di Italia pada Juli 2006.
"Kapal layar tradisional itu dibuat oleh empat hingga enam orang warga Klampis, Bangkalan, Madura yang dipimpin H Solihin, sedangkan kami selaku mahasiswa hanya membantu sesuai keinginan pak Solihin agar keaslian kapal layar tradisional itu tetap terjaga," katanya.
Dalam sambutan pelepasan Golean melayari laut Bangkalan-Surabaya, PD III FTK ITS Ir Eko Budi Jatmiko MSc PhD mengatakan dukungan dari Lance Lee selaku presiden Atlantic Challenge Foundation hendaknya mendorong mahasiswa untuk lebih menghargai kapal tradisional.
"Tanpa menghargai tradisi kita sendiri, maka kita takkan punya kepercayaan diri sebagai bangsa, padahal kita sebenarnya mempunyai kemampuan yang dihargai orang luar dengan apresiatif," katanya.
Menurut dosen pendamping mahasiswa untuk Maritime Challenge Ir IK Aria Pria Utama MSc PhD MRINA, ketertarikan terhadap Golean memang berawal saat ITS mengikuti Atlantic Challenge di Maine, Rockland, AS pada 2002.
"Saat itu, tim kami memberikan replika Golean kepada Lance Lee selaku presiden Atlantic Challenge Foundation dan rupanya dia tertarik, kemudian dia memberi saya buku-buku yang tampaknya mengarah kepada kapal layar mirip Golean," katanya.
Setelah itu, katanya, Lance Lee ke Madura dan memberikan dana kepada ITS untuk mengikutsertakan Golean pada International Maritime Challenge di Prancis pada 2004, tapi tertunda sampai event serupa di Italia pada 2006.
"Semoga kami mendapatkan dana untuk mengirimkan Golean ke Italia sebagaimana kami peroleh saat mengirim kapal Merdeka di Prancis pada 2004 yang akhirnya memenangkan The Spirit of International Challenge Award," katanya.
Sementara itu, Brian McClellan selaku wakil penyandang dana dari Atlantic Challenge Foundation mengaku tertarik dengan proses pembuatan kapal layar tradisional Madura Golean yang ternyata berbeda dengan proses pembuatan kapal layar di luar negeri.
"Saya sudah tiga kali ke sini yang setiap datang perlu waktu 12 hari, kemudian saya betul-betul apresiatif, karena kapal di sini dibuat mulai dari kulit, lalu rusuk (gading), padahal di negara saya dimulai dari rusuk, lalu kulit, sebab kalau kulit dulu `kan sulit mengerjakannya," katanya. (*/erl)
Posting Komentar