Maritime Challenge (MC) kembali unjuk gigi. Melalui kapal terbarunya, MC kembali membekali diri untuk beradu di kancah internasional. Kali ini MC mencampurkan dua kultur budaya yang berbeda dalam finishing kapalnya. Tak lama lagi MC pun siap mengharumkan nama ITS.
Gairah untuk mengukir prestasi terus menggelegak di seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Tak terkecuali MC yang tiap tahun mengikuti lomba internasional. Kali ini MC akan segera meluncurkan kapal terbarunya. Untuk masalah nama, Muhammad Ardiyan selaku Kepala Proyek Pembuatan Kapal ini mengaku kapal tersebut belum mempunyai nama resmi. "Disini kami sengaja memberikan kesempatan kepada pihak yang ingin menjadi sponsor untuk turut memberikan nama," ungkap Ardiyan.
Kapal jenis Yoley de Bantry yang notabene adalah kapal berbudaya Prancis ini sudah dibuat sejak bulan Juli kemarin.
Pembuatan kapal ini sebenarnya merupakan salah satu program kerja utama MC, yaitu Wooden Sailing Project. Proses pembuatannya sendiri dibawah arahan Departemen Produksi, Perawatan, dan Perbaikan Kapal (P3K).
Menurut Ardiyan, pembuatan kapal Prancis berbahan dasar kayu ini dilakukan secara otodidak. Hal ini disebabkan tidak semua anak-anak MC memiliki pengetahuan di bidang pembuatan kapal."Namun, untuk anggota yang tidak memiliki pengetahuan ataupun belum mengenal seluk beluk kapal akan tetap mendapat pelatihan," papar mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ini.
Untuk saat ini, proses pengerjaan kapal sudah mencapai 90 persen. Tim MC kini sedang memfokuskan pada proses finishing. Pada proses inilah MC menonjolkan keunikan kapal barunya. Salah satu bentuknya adalah pembuatan desain dengan lebih baik lagi, yaitu dengan membuat ukir-ukiran pewayangan untuk desain kapal. "Ukir-ukiran bertema tersebut merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya, yaitu budaya Indonesia yang terkenal dengan pewayangannya, dan budaya Prancis yang tercermin dari bentuk kapalnya," jelas Ardiyan.
Mahasiswa asal Surabaya ini juga menambahkan, kapal yang dibuat saat ini lebih unggul dibanding sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari material kapal yang digunakan. Kalau sebelumnya kapal didominasi material kayu jati yang notabene cukup berat, pada kesempatan ini kapal dibuat dengan modifikasi beberapa material jenis kayu. "Semua sudah diperhitungkan lebih terperinci dari sebelumnya untuk menunjang jalannya kapal," ungkap Ardiyan.
Rencananya, kapal akan segera launching pada Sabtu (9/1). Pada launching tersebut, Menteri Pendidikan turut hadir. Pasalnya, kegiatan ini merupakan salah satu lingkup pendidikan. Selain itu, MC turut mengundang Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora). Hal ini disebabkan MC merupakan salah satu kegiatan di bidang keolahragaan.
Tak hanya itu, Wali Kota Surabaya Bambang DH dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga akan hadir. "Harapannya launching tersebut akan mampu memperkenalkan kapal yang kami buat dan menjelaskan bahwa di Indonesia masih ada pemuda yang cinta akan bahari Indonesia," tutur Ardiyan.
Setelah launching, nantinya MC akan fokus mempersiapkan diri untuk beradu di kancah perlombaan internasional, yaitu Atlantic Challange. Sebagai satu-satunya wakil tim dari wilayah Asia Pasific, MC mengaku akan melakukan seleksi anggota yang akan beraksi di Atlantic Challange. "Kalau sebelumnya kami menang di kompetisi L\'Esprit Race, kali ini harapannya bisa lebih baik dari kompetisi sebelumnya," tambah mahasiswa angkatan 2007 ini. (m15/nrf)
Posting Komentar